Ketika Kumenatapmu
oleh Bu Sri
ketika ku menatap wajah pilu
dalam ratusan hari telah berlalu
wajah pasrah tengadah
pada terang bulan memerah
wajah menusuk sembilu
dalam kalbuku biru
kutengok hari berlalu
berlari diburu sang waktu
terasa cepat..
bagaikan kilat
kakak..
nuraniku terasa tak kuat
mengingat perjumpaan yang singkat
dan ketika rasa itu kembali menyayat
ku kembali menatap
bukan wajah pilu setahun yang lalu
kini,,,,,,,
di bawah naungan kamboja mewangi
di sudut kesunyian abadi
tetes air mata membasah
di atas embun tanah memerah
dalam keabadianmu
ku hanya dapat menguntai kalimat-kalimat
doa yang tak pernah putus
dalam keabadianmu
semoga amalmu
memberi cahaya di kesunyianmu
Puisi sedih-Ketika Kumenatapmu
Puisi sedih-Bila Aku Tiada
Puisi Ralfanhar Elftriano
Bila sampai waktu ku tiba tak jua kau temukan bahagia...
Pilih lah jalan yg lebih indah untukmu..
Karna ku bukan lah yg sempurna
Dan jangan pernah kau bersedih karnanya
Tapi,,
Tersenyumlah saat ku tak lagi bisa bersama mu
Karna kan selalu kutitipkan rindu untukmu dalam tiap detik perjalanan waktu..
Mungkin raga tak lagi mampu kau sentuh
Tapi senyum keindahan kan selalu untukmu
Aku bukan pecinta sejati tapi kan ku ukir sebuah mimpi sebelum aku pergi...
Tuk selalu temani hidupmu walau tak bersamaku,,
Puisi sedih-Tirai Kerinduan
Puisi Putus Cinta-Sirna..
Puisi sedih-Hati yang Retak
Puisi cinta-CINTA
CINTA
Cinta..
Kau hadir dengan sejuta harapan..
Segenggam impian dan angan,
Janjikan tawa canda penuh bahagia..
Tapi mengapa harus luka yang kudapat??
Kepedihan hati yang tak terobati,
disaat hati ini telah kuyakini..
Diantara bintang aku bertanya..
berbiaskan cahaya rembulan..
Apakah ini yang namanya cinta??
Indah yang sekejap mata..
namun sakitnya tak terhinnga..
Kata-katapun tak mampu wakili..
akan pedih hati ini..
CINTA itu bahagia tapi menyakitkan..
saat kita mencintai, kita bahagia..
saat kita cemburu, kita terluka..
CINTA tak harus memiliki?
“itu bohoong !!
semua orang ingin memiliki, bahkan kadang merasa harus memiliki..
Dengan melihat orang yang dicintai bahagia, kita pun bahagia?
“bohoong”!!!
kita hanya pura2 bahagia,,
di saat hati kita sakit, itu mengajarkan kita untuk menjadi MUNAFIK..
Lebih bahagia dicintai dari pada mencintai?
“itu salah”!!!
saat di cintai kita hanya merasa bangga,
namun saat mencintai kita dapat merasakan arti bahagia sesungguhnya..
Puisi sedih dan cinta-DI UJUNG KATA-KATA
DI UJUNG KATA-KATA
Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan
Dalam derap gerimis yang pongah menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan
Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara
Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan
Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Puisi sedih-SENJA
SENJA
Kepada senja aku mengadu
Menangisi kepergianmu dari hidupku…
mengapa bahagia itu hanya sesaat saja..
Laksana hujan yang terus mencumbui bumi…
Laksana gerimis yang selalu mendekap pagi..
Aku disini terpaku dalam diam..
Kepada senja aku mengadu..
Betapa pedih hatiku ini
Kau menghilang bak ditelan bumi..
Hanya goresan kecil yg menyayat kalbu..
kau tancap dalam pilunya hatiku…
Bahwa kau tak bisa mencintaiku…
Kepada senja aku mengadu
Rindu ini menghujam jantungku
Bagai ombak besar yg menghantam dadaku
Hingga aku tak bisa bernafas karena desakan
rasa rindu yg sangat kuat…
Oh cinta mengapa taqdirnya begitu kejam..
Kau berikan aku dia tp kau sekap dia dalam kesunyian malam..
Kini aku hanya pasrah dalam diam
Hatiku telah membeku dimakan waktu
Puisi Patah Hati-DITINGGAL KEKASIH
DITINGGAL KEKASIH
Oleh Salma Octavia Wisesa
Kini kuhanya bisa membayangkan,
membaca aksara yang kau rangkai penuh makna
tanpa sanggup ku menyapa
dan hanya bisa mengenangmu dalam duka
Kini kau telah pergi
tanpa kau peduli tentang perasaanku
kau pergi dengan keangkuhanmu
kau tinggalkan kenangan yang hayakan rapuh ditelan waktu,
dan sisa sisa usiaku
Haruskah air mata ini mengalir setiap waktu?
haruskah kuhentikan
detak jantung dan nadiku untuk merindukanmu?
dan haruskah nyawa ini terpisah dari ragaku karena cintamu?
mungkinkah ini semua telah menjadi suratan takdirku
Puisi cinta-CARAKU MENCINTAIMU
CARAKU MENCINTAIMU
Oleh Edi_Sientong
Dengan tak menghubungimu,
tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu,
dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu,
aku mencintaimu dengan menjauh darimu,
bukan karena aku membencimu,
Namun karena aku ingin menjagamu dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak,
aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu,
menjaga kesucianku dan kesucianmu,
menjaga kehormatanku dan kehormatanmu,...
menjaga kebeningan hatiku dan hatimu,
Ya......
Beginilah caraku mencintaimu,
mencintaimu dalam diamku,
karena diamku adalah bukti cintaku padamu..
Dan sekarang,
keadaan menegurku,
sehingga dapat membantu menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat,
meskipun pesonamu terhadapku belum pulih,
belum pulih..
Aku tak bisa memungkiri,
bahwa setiap manusia pasti akan merasakan fitrahnya,
termasuk permasalahan ketertarikannya terhadap lawan jenis,
maka jika harus demikian,
untuk apa jika hati ini aku tambatkan kepada siapa yang bukan orangnya nanti,
jika memang hati ini sangat peka terhadap pengaruh diri yang memilikinya ketika hati ini salah dalam pengelolaanya,
oleh karenanya,
jika
aku harus mencintai lawan jenis adalah fitrahku sebagai manusia, maka
aku akan mencoba untuk mencintai siapa yang akan menikah denganku nanti,
walaupun aku belum pernah bertemu dengannya,
lantaran pasti Allah akan mempertemukanku dengannya,
sehingga usahaku yang sia-sia akan cenderung berkurang di dalam lingkup fitrahku,
InsyaALLAH..
Kalau saja Allah menjadikan aku menikah dengan seorang wanita yang ditakdirkan Allah kepadaku,
maka untuk apa aku berharap dan menghabiskan waktuku kepada yang lainnya,
yang belum tentu akan menjadi istri ku kelak,
sedangkan hati ini mudah terdominasi dengan sesuatu hal yang lain,.
Dan rasa ketertarikanku cukuplah akan aku tumpahkan kepada istri ku kelak..
Yaa
Allah, sucikanlah hatiku hanya untuk siapa yang pantas menempatinya
dengan keridhoanMu, cukup dia sajalah yang aku cintai karena aku tidak
menginginkan keburukan ketika aku berbuat salah terhadap hatiku,
amiiin..
Puisi cinta-ANTARA ENGKAU AKU DAN CINTA
ANTARA ENGKAU AKU DAN CINTA
Oleh Febi "bee"
Seandainya aku jauh darimu
Akankah kau merindukan aku??
Jika saja aku tak sedang bersamamu...
Terfikirkah olehmu untuk lari meninggalkan aku....
Saat kita terjalin dalam asa yang sama
Pernahkah jenuh menggelitiki hatimu....
Aku tak tau dan tak ingin tau,
Bisa saja kau pernah ragu padaku
Mungkin juga bimbang pernah merajai kalbumu
Karna hati adalah medan luas yang tak bisa dipahami
Yang tak mungkin bisa untuk dimengerti
Dan ketika kehampaan itu datang menghampirimu
Mengusik musim semi dihatimu
Menghempas awan hitam di fikiranmu
Percayalah......
Selamanya....adalah mimpi yang harus tetap terjaga
Antara aku engkau dan cinta......
Dua Hati – oleh Ida Ismara
Kuciptakan keindahan dihatimu
Kutanamkan kerinduan di jiwamu
Terhampar luas samudera kasihku
Tebarkan kedamaian bagi hidupmu
Untaian kata demi kata yang terucap
Terangkai indah dalam setiap kalimat
Laksana ajimat yang telah terpahat
Pengikat dua hati yang saling terpikat
Senandung nada cinta yang mengalun syahdu
Lembut berbisik seiring hembus sang bayu
Belai kasih berlabuh di kesunyian
Membangkitkan hasrat hati yang kasmaran
Puisi Cinta Paling Romantis 2015 - Terupdate
Puisi Cinta - Rasanya tidak akan pernah habis kata jika kita
membicarakan tentang cinta, karena cinta adalah hal paling lumrah yang
ditemui dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai mahkluk sosial tentunya
diharuskan berinteraksi dengan sesame makhluk, tak jarang interaksi
tersebut menimbulkan perasaan-perasaan khusus, seperti cinta. Dan
siapapun yang tengah merasakan cinta pasti berkeinginan untuk
mengutarakan rasa cintanya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada berbagai cara Untuk mengutarakan perasaan yang kita miliki, salah
satunya adalah dengan menggunakan puisi cinta. Puisi cinta acap kali
menjadi alternative baru. Hal ini tentu saja karena puisi bukanlah hal
baru dan sebagian besar masyarakat menyukainya, apalagi jika tema yang
digunakan adalah cinta.
Selain lebih otentik, puisi cinta
yang digunakan untuk menyatakan perasaan terhadap seseorang juga dirasa
lebih menyentuh, dan pastinya menimbulkan kesan yang lebih mendalam.
Tetapi sayangnya, tidak semua orang diberkahi kemampuan di bidang
sastra, kebanyakan mereka menyadur puisi-puisi karya orang lain,
meskipun hal tersebut terbilang tidak mudah karena terbatasnya media
yang mempublikasikan puisi-puisi cinta. Untuk itulah, di bawah ini kami
telah mengumpulkan berbagai puisi cinta yang berasal dari berbagai
sumber khusu untuk anda semua, selamat menikmati :
Cerita Remaja
Kisah Cinta Anak Remaja Zaman Sekarang
ni sebuah cerita karangan anak anak kelas gue. dibaca ya ! seru loh !
Ketika bell berbunyi , siswa siswi SMP Kencana 8 jln.Legok Hangseur
mulai memasuki kelas mereka masing masing. Kemudian Pak Andre memasuki
kelas 8j bersama siswa baru berparas catik yang bernama Frieta. Pak
andre pun memperkenalkan siswa baru itu kepada murid 8j
Pak andre : “Selamat pagi anak anak..”
Murid : “Pagi pa..”
Pak Andre : “anak anak bapak sekarang bersama murid baru.. ayo frieta perkenalkan diri!”
Frieta : (dengan sombong)
Pak Andre pun menyuruh frieta untuk duduk disebelah Putri yang terkenal WAH banget.
Kemudian zeerin yang duduk di sebelah bangku frieta menyodorkan tangan dan berkenalan dengan frieta.
Zeerin : “hai (sambil menyodorkan tangannya). Salam kenal ya. Nama ku Zeerin
Frieta : “hai juga (jawabnya sinis) . iya “
Pelajaran pun berlalu. Bel istirahat pun berbunyi. Ketika Putri, Resyi
dan Frieta akan pergi ke kantin dia bertemu dengan 4 laki laki yang
dibilang tenar di sekolah. Ketika sedang berjalan, frieta tidak sengaja
menumbruk salah seorang dari ke4 cowo tenar itu sebut saja dia febri.
Frieta : “Aww.. Lo tuh jalan pake mata dong!! Liat nih baju gue kan jadi basah! “
Febri : “hah ? bego banget lo! Dimana mana jalan itu pake kaki bukan pake mata!”
Frieta : “oh gitu ya? Jadi gue harus bilang WAW dan salto diatas menara eiffel gitu ? hallooo siapa lo ?”
Febri : “eh lo murid baru ya ? dulu sekolah dimana ? diajarin tatakrama ga sih ? bukannya minta maaf ke, apa ke”
Frieta : “eh yang harus minta maaf tuh lo kali, bukan gue, Rese !”
Frieta pun meninggalkan febri
Putri : “eh, lo tau engga sih tadi lo ngomong sama siapa ?”
Frieta : “Hah? Emangnya tadi gue ngomong sama siapa ? cowo rese ?”
Resyi : “bukan, dia tuh cowo paling nge trend di sekolah ini “
Frieta : “Yang itu ? (sambil nunjuk ke febri yang lagi suap suapan sama zeerin)”
(menuju ke zeerin sama febri)
Febri : “Nih sayang, awas, pelan pelan ya, panas nih”
Zeerin : “Iya” (sambil makan)
Frieta : “Dia sama siapa? Kayanya gue kenal, temen sekelas kita ya ?”
Putri : “iya, mereka tuh pacaran, kalo engga salah tuh, udah mau setaun, romantisnyaaa... gilaa...”
Febri : “di kelas kamu ada murid baru ya ?”
Zeerin : “Iya, emangnya kenapa ?”
Febri : “Engga, dia tuh tadi nabrak aku”
Zeerin : “oohh, tapi kamu engga apa apa kan? Engga ada yang sakit? ga jatoh kan?”
Febri : “engga ko sayang”
Zeerin : “ udah bel tuh , sana masuk kelas . “
Febri : “ iya sayang “ ( sambil mencubit pipi )
Bel masuk pun berbunyi, mereka pun masuk ke kelasnya masing masing.
Tak terasa bel pulang pun berbunyi.
Di lapangan, Frieta bertemu dengan Febri.
Frieta : “Eh, Febri Febri”
Febri : “Apa?”
Frieta : “Engga, Cuma mau minta maaf soal tadi. Gue denger lo cowo tenar ya di sekolah ini?”
Febri : “Oh iya ga papa, iya dong, gue.. hehehe”
Frieta : “eh, minta no hpnya dong !”
Febri : “Boleh boleh, nih !”
Frieta : “Thank’s ya “
Detik demi detik berganti menit, menit pun kini telah berganti jam, jam
berganti hari , haripun berganti minggu ,dan minggu berganti bulan .
tak terasa bulan ini adalah bulan dimana zeerin dan febri anniversary
yang ke 1 tahun . tapi bberapa Hari ini Febri tidak seperti biasanya.
Dia tidak lagi mendekati Zeerin, pacarnya. Hari ini Frieta, Putri dan
Resyi seperti biasa pergi ke kantin. Ketika di kantin, mereka bertemu
dengan keempat cowo itu lagi. Sementara Zeerin, safira dan Agas melihat
dibelakangnya.
Febri : “Frieta Frieta”
Frieta : “Iyah”
Febri : “sini dulu sebentar bisa?”
Frieta : “bentar ya!”
Frieta menghampiri Febri
Frieta : “Ada apa feb?”
Febri : “Aku suka sama kamu. Kamu mau engga jadi pacar aku?”
Frieta : “hah?”
Febri : “AKU SUKA SAMA KAMU ”
Zeerin : “Febri !”
Febri : “Hah? Zeerin !”
Zeerin lari meninggalkan Febri. Namun Febri Mengejarnya.
Febri : “Zeerin. (sambil memegang tangan zeerin)”
Zeerin : “Udahlah Feb, kalo misalnya kamu sayang sama Frieta, Udah sama dia aja, engga usah ngejar ngejar aku lagi.”
Febri : “aku tuh Cuma sayang sama kamu, Cuma cinta sama kamu, Hatiku tuh Cuma buat kamu Zeerin”
Zeerin : “Kamu engga inget tentang apa yang udah kita laluin selama
setaun ini? Makasih buat kenangan yang udah kamu kasih selama setahun
ini”
Febri : “ayolah zer, aku Cuma sayang sama ka..”
Zeerin : “BULSHIT !! Kita PUTUS ! Makasih buat aniv satu tahunnya”
Febri : “Ahhh... baiklah, kita putus“
Febri pun kembali menghampiri Frieta
Febri : “Gimana, Mau jadi pacar aku?”
Frieta hanya menganggukan kepala
Febri : “Bener, kamu mau ?”
Frieta : “iya, aku mau”
Frieta dan Febri pun pergi
Sementara di tempat lain agas dan safira menenangkan zeerin yang sedang menangisi febri .
Safira : “udah zer, ga usah nangis, kita do’ain aja Febri dapet karma dari kamu. 2012 kan, Karma berlaku dong”
Zeerin : “Tapi kaaan, aku sayang sama dia.”
Safira : “Udah Zeerin, kamu harus bisa move on”
(Zeerin hanya bisa menangis)
Agas pun berbisik kepada Safira.
Agas : “Saf, bisa tinggalin aku sama Zeerin?”
Safira : “Iya”
Safira pun pergi meninggalkan mereka.
Agas : “Zer, udah jangan sedih, kamu jangan nangisin Febri, air mata kamu itu terlalu berharga”
Zeerin sedikit tersenyum
Zeerin : “Lebay kamu gas”
Agas : “senyum juga kamu, hahaha. Zer?”
Zeerin : “apa gas?”
Agas : “kalo kamu lagi sedih, ada seseorang yang slalu ada buat kamu”
Zeerin : “hmm”
Agas : “Dan tanpa kamu sadar, ada orang yang nyimpen perasaan buat kamu dan slalu menjaganya”
Zeerin : “terruuss?”
Sebuah Cerita Nyata
Cerita Kenakalan remaja
Cerita Kenakalan Remaja
Tapi Nisa tak bisa menolak ajakan teman yang ia sukai itu. Dua tahun sudah mereka saling mengenal, sejak keduanya sama-sama duduk di bangku kelas satu. Dan perasaan suka itu muncul di hati Nisa tak absolutist setelah pertemuan pertamanya. Kalau tidak karena Faris memberi sinyal yang sama, Nisa tentu sudah melupakan perasaannya. Tapi cowok itu terus saja bersikap spesial kepadanya, hingga cinta jarak jauh mereka terjalin erat meski tanpa kontak fisik.
Lalu tiga bulan yang lalu saat menjelang Ujian Akhir Sekolah. Kelas pria dan wanita yang biasanya terpisah mulai digabung di beberapa kesempatan karena alasan peningkatan intensitas pelajaran. Siswa putra duduk di barisan depan, sedang yang putri di bagian belakang. Tapi Faris duduk di barisan putra batten belakang sedang Nisa di barisan putri batten depan. Maka tak ayal Faris berada tepat di depan Nisa. Dan itulah awal kontak terdekat yang terjadi pada mereka.
Biasalah… Awalnya pura-pura pinjam alat tulis, tanya buku, ini… itu… Tapi senyuman makin sering tertukar dan kontak batin terjalin dengan pasti. Kadang ada alasan bagi keduanya untuk tidak keluar buru-buru saat istirahat, hingga ada masa singkat ketika mereka hanya berdua di dalam kelas; tanya-tanya pelajaran—alasan basi yang batten disukai setiap orang.
Dua bulan lebih dari cukup untuk memupuk rasa cinta. Meski pacaran adalah terlarang, dan keduanya belum pernah saling mengutarakan cinta, tapi semua teman mereka tahu keduanya adalah sepasang kekasih. Hubungan cinta yang unik di jaman yang serba bebas ini. Dan Nisa begitu menikmati perasaannya. Setiap waktu teramat berharga. Sekilas tatapan serta seulas senyuman selalu menjadi bagian yang menyenangkan.
Lalu cinta mulai berkembang saat kenakalan muncul perlahan-lahan. Nisa sempat ragu saat Faris memintanya untuk datang ke Mall M sepulang sekolah abscessed itu.
Sejuta perasaan bahagia membuncah di hati Nisa, bercampur dengan rasa takut dan kegugupan yang luar biasa. Ia nyaris pulang lagi saat abscessed itu ia berdiri di pintu Mall untuk bertemu dengan Faris. Tapi cowok itu keburu melihatnya hingga ia tak dapat menghindar lagi. Ia tahu bahwa dirinya salah tingkah selama kencan pertama mereka.
Malamnya Nisa tak bisa tidur. Membayangkan tentang betapa menyenangkannya kencan mereka, saat untuk pertama kalinya Faris menggenggam tangannya selama berkeliling melihat-lihat banyak hal. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin. Faris bahkan membelikan sebuah hadiah berupa kalung mutiara yang sangat mahal untuk ukuran dirinya. Untaian mutiara itu sangat indah, putih memancarkan kilau yang terang. Cowok itu berkata, “Walaupun aku tak akan dapat melihatmu mengenakan kalung itu, kuharap kamu mau tetap mengenakannya.” Dan tentu saja ia senantiasa mengenakan kalung mutiara itu.
Satu bulan itu dihiasi dengan kencan sembunyi-sembunyi yang sangat mendebarkan. Seperti bermain kucing-kucingan dengan semua orang yang Nisa kenal. Kalau ada satu saja orang yang tahu Nisa berduaan dengan seorang pria di Mall, maka Nisa tak dapat membayangkan petaka apa yang akan menimpanya. Tapi berhenti dari melakukan itu ia yakini lebih mengerikan daripada terus menjalaninya. Karena, di abscessed itu, di satu sudut yang sepi di dalam Mall, tiba-tiba saja Faris mencium pipinya dengan cepat tanpa mengatakan apapun juga. Hanya sekilas, dan Faris membuat seolah-olah itu tak pernah terjadi. Tapi pengaruhnya sangat besar pada diri Nisa. Karena seluruh perasaannya bergemuruh dan membuncah. Bercampur aduk hingga ia hanya bisa diam saja seperti orang bodoh. Sisa abscessed itu berlalu tanpa ada chat apapun, karena Nisa tahu wajah putihnya telah berubah semerah udang rebus. Meninggalkan kesan terindah yang terbawa ke dalam mimpi bermalam-malam sesudahnya.
Tiga hari sejak peristiwa itu Nisa selalu berusaha menghindar dari Faris. Ia merasa malu, bingung dan takut. Bagaimanapun juga satu sisi perasaannya masih memiliki keyakinan bahwa cinta mereka mulai melewati batas. Tapi ia belum tahu cara kerja nafsu. Karena ketika akhirnya mereka bertemu kembali, Nisa tak bisa menolak saat di banyak kesempatan Faris mencium pipinya berkali-kali; kanan dan kiri. Bahkan, saat Faris semakin nakal dengan meremas tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya (meski semua itu dilakukan Faris tak lebih dari lima detik saja), Nisa hanya terpana dan sangat menikmati semuanya. Sebelum berpisah, Faris berbisik pelan kepadanya, “Kamu mau, kan, capital ke rumah esok sore?”
Anehnya, seperti seorang yang terhipnotis, Nisa mengangguk…
Maka, abscessed itu, dengan mengenakan gamis bercorak ceria khas remaja dengan hiasan renda bunga melati, dipadukan dengan jilbab blush yang disemati bros berbentuk kupu-kupu, juga sebuah tas jinjing dari kain kanvas, Nisa duduk di daybed ruang tamu di rumah Faris. Menunggu kekasihnya mengambilkan dua gelas jeruk dingin dan sepiring buah-buahan segar. Matanya menatap ke sekeliling ruangan dan mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan.
Kesan itu didapat, sebagian karena bagaimanapun ini adalah rumah orang yang ia cintai, dan sebagiannya lagi karena pemiliknya memiliki cukup banyak uang untuk menata dengan demikian indahnya. Nisa tak tahu banyak soal dekorasi, tapi sesungguhnya rumah itu memang didesain dengan nuansa klasik yang sesuai dengan alam pegunungan tempat rumah itu berdiri. Perabotan, dari mulai lampu-lampu, tempat duduk, meja, lukisan-lukisan serta berbagai hal didominasi oleh corak bambu dan kayu asli. Sementara dedaunan dan tanaman hijau—bercampur antara imitasi dan buatan—menghiasi sudut-sudut yang tepat. Air terjun buatan dibangun di samping ruang tamu, dengan cahaya matahari yang hangat menyinari dari kaca jendela samping. Wilayah itu ditutup oleh kaca bening yang dialiri air dari atas, sehingga mengesankan suasana hujan yang indah dan menimbulkan bunyi gemericik air yang terdengar menyenangkan.
Lukisan pedesaan dipasang di satu sudut yang tepat bagi pandangan mata, dengan gaya naturalis hingga setiap detail nampak sangat jelas. Seperti sebuah foto namun memancarkan ambience magis yang lebih kentara. Nisa sempat terpana dengan semuanya, dengan kesejukan yang melingkupi seluruh dirinya, sampai ia tak sadar kalau Faris telah duduk di sebelahnya, sedang menata gelas dan piring-piring.
“Maaf, ya… Seadanya. Habisnya Umi lagi ke Bandung ikut seminar, nemenin Abi…”
Nisa tersipu malu. Ia berasal dari keluarga yang lebih sederhana, sehingga rasa mindernya muncul saat mendapati rumah yang demikian besar dan mewah ini ternyata milik pacarnya.
“Nggak apa-apa, Ris. Nisa seneng, kok…” Nisa merasakan suaranya tercekat di tenggorokan.
Sore itu Nisa lalui dengan sangat menyenangkan. Ngobrol berdua, bercanda, tertawa, nonton film, capital bold PS hingga makan malam. Nisa baru tahu bahwa ternyata Faris bisa memasak. Pintar malah. Kelezatan rasanya melebihi masakan yang pernah ia buat. Dengan malu ia mengakui itu di hadapan kekasihnya, yang membalasnya dengan ciuman pipi kanan yang lembut.
“Aku tetep sayang kamu, kok…”
Perlu diketahui bahwa Nisa saat itu berusia 16 tahun dan memiliki tubuh yang mulai matang sebagai seorang gadis. Posturnya juga tinggi dengan wajah manis yang terkesan keibuan. Tapi percayalah bahwa ia sangat polos, lebih polos dari gadis SD di kota besar yang telah mahir urusan peluk dan cium. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari arus informasi dan pengaruh buruk ibukota. Maka ia tak menaruh prasangka apapun saat Faris mengajaknya menginap di rumahnya malam itu. Memang ini urusan yang tabu di desanya, tapi kepolosan Nisa membuatnya yakin bahwa Faris tak akan melakukan hal buruk terhadapnya. Sehingga, pilihan berbohong ia lakukan agar bisa berduaan terus dengan kekasihnya. Ia telah bilang pada orang rumah bahwa ia akan menginap di rumah Ririn. Ia tahu orang tuanya tak akan curiga, karena hal itu biasa ia lakukan di waktu-waktu ujian sekolah. Apalagi menjelang Ujian Akhir seperti sekarang.
Suasana malam sangat sunyi dan suara jengkerik telah berganti dengan burung malam. Tak berapa absolutist rintik hujan mulai turun, dan Nisa tak menyadarinya sampai hujan itu berubah jadi deras. Sangat deras, karena di musim penghujan seperti ini hal seperti itu selalu saja terjadi. Kalau tidak karena suasana cinta yang tengah meliputinya, Nisa tak akan betah di rumah orang dalam situasi seperti itu.
O, iya… Sebetulnya Nisa dan Faris tidak benar-benar berdua di rumah, karena ada Hana, adik perempuan Faris yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Makanya Nisa tidak terlalu merasa sungkan, karena ia bisa bermain dengan Hana juga di sepanjang abscessed dan malam itu. Farislah yang agak kerepotan karena harus meminta Hana agar berjanji tidak memberitahukan keberadaan Nisa kepada orang tua mereka. Hana sebetulnya tidak susah dibujuk. Hanya saja keberadaannya menyulitkan karena ciuman-ciuman harus dilakukan secara hati-hati.
Peluk dan cium beberapa waktu yang lalu memang mendapatkan perlawanan (meski setengah hati) dari Nisa. Tapi hal itu tak berlaku malam ini, karena kini Nisa merasa lebih santai dan bebas. Di satu kesempatan Faris memeluknya sembari mencium bibirnya sekilas. Di kesempatan lain ia dipeluk dari belakang, tepatnya saat ia mencuci piring bekas makan malam dan pria itu mengendap-endap dari belakang dan begitu saja melingkarkan tangan di pinggangnya. Nisa sempat menjerit pelan dan berusaha meronta, tapi tangannya yang memegang piring dipenuhi busa sabun hingga susah untuk bergerak. Ia hanya menggelinjang pelan dan merengek lemah, saat pelukan itu makin erat dan ciuman di pipinya membuatnya terbius. Hampir saja Hana melihat perbuatan mereka, kalau Faris tidak buru-buru melepaskan pelukan di pinggang yang ramping itu.
Setelah mandi malam yang menyenangkan, di dalam bath-tub air hangat yang penuh busa dan peralatan mandi yang lengkap milik Umi Faris, Nisa bergabung dengan kakak beradik di ruang TV. Ia mengenakan busana malam yang lebih santai (setidaknya untuk ukuran gadis berjilbab); kemeja kaus lengan panjang putih bermotif garis warna biru dengan bawahan rok katun berwarna biru lembut, dipadukan jilbab simpel berwarna biru senada. Parfum balm bunga khas remaja ia seprotkan di tempat-tempat yang tepat untuk menyegarkan dirinya. Lalu ia duduk di samping Hana yang sedang tertawa menyaksikan blur kartun di televisi.
Mata Nisa saat itu tertuju penuh ke televisi, namun pikirannya terbang ke alam tertinggi yang penuh imajinasi. Pelukan dan ciuman hangat dari Faris mau tak mau membangkitkan gairah terpendam yang selama ini tersembuyi jauh di dasar jiwanya. Ia mengalami semacam sensasi aneh yang baru dikenalnya, yang sangat memabukkan dan membuatnya lupa diri. Jam baru pukul delapan malam namun kegelisahannya telah memuncak.
Nisa tak tahu—atau mungkin tak berani mengakui—bahwa dirinya telah dipenuhi sensasi seks yang menyenangkan. Terlebih ini adalah masa-masa suburnya. Letupan-letupan kecil yang dipicu oleh Faris membuatnya perlahan-lahan tebawa ke arus deras, hingga sulit terbendung oleh keremajaannya yang sedang membara. Penghalang dirinya untuk melakukan hal-hal yang lebih seronok adalah rasa malu, takut serta ketidaktahuan yang besar tentang kondisi-kondisi semacam ini. Tapi pancingan-pancingan yang dilakukan oleh Faris dengan lihai membawanya pada pengalaman-pengalaman terlarang yang sangat menggairahkan. Semuanya akibat kepolosan sang gadis remaja.
Jam delapan lewat dua puluh menit Faris bangkit dari duduknya dan menarik tangan Nisa agar mengikutinya. Hana tak sadar karena ia terfokus pada acara televisi. Nisa menurut dan dadanya berdebar kencang saat Faris menariknya ke lantai dua. Kalau Nisa sedikit lebih gaul, ia akan tahu Faris bermaksud melakukan sesuatu, tapi Nisa jauh lebih polos dari yang orang kira, hingga ia justru merasa senang saat Faris mengajaknya untuk melihat-lihat kamarnya. Ia senang bisa tahu isi dalam kamar kekasih yang ia cintai.
Nisa kagum pada suasana kamar Faris yang menyenangkan. Ia juga terkejut saat menemukan foto dirinya dalam affectation separuh badan terpampang di dinding kamar. Foto itu ditutupi Faris oleh affiche pemain bola, hingga tidak ada yang tahu bila setiap malam ia menarik affiche itu dan memandangi foto gadis yang tersenyum manis di sana.
Nisa setengah lupa tentang kapan ia membuat foto itu. Ia merasa foto itu lebih cantik dari aslinya. Tapi Faris menjelaskan bahwa affairs komputer photoshop dapat melakukan banyak hal, seperti membuat gadis secantik dirinya terlihat lebih segar dan mempesona. Nisa tersipu malu. Tapi itu belum seberapa, karena tiba-tiba Faris menarik dirinya agar berhadapan, lalu mengeluarkan sepasang anting mutiara dari kotak beludru di saku celananya. Nisa terperanjat. Faris berbisik mesra,
“Ini pasangan kalung yang pernah kuberikan. Aku mau kamu mengenakannya…”
Mata Nisa berkaca-kaca. Kalau saja ia berani, ia sudah memeluk pria di hadapannya dan menciumnya bertubi-tubi. Tapi ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu. Ia hanya salah tingkah, saat Faris meletakkan anting-anting itu di telapak tangannya dan berkata lagi,
“Aku pasangkan sekarang, ya…”
“Tapi…” Suara Nisa serak dan lirih.
“Tapi kenapa?”
“Nisa malu…”
“Kok malu? Bukankah kita saling mencintai?! Masihkah kita saling tertutup?”
Nisa bingung untuk menjawab, karena ini adalah momen pertama dalam hidupnya ketika ia harus membuka jilbabnya di hadapan seorang laki-laki. Wanita-wanita yang biasa berbikini di kolam renang atau berpakaian seksi di Mall-mall tentu tak akan paham kenyataan ini. Tapi Nisa adalah perempuan yang sejak belasan tahun lalu selalu menutup seluruh bagian tubuhnya dan tak memamerkannya pada siapapun kecuali keluarganya. Melepas jilbab baginya sama seperti melepas rok di depan kamera bagi gadis keumuman.
Aneh? Memang! Tapi itulah kenyataannya. Ia setengah menangis saat tak kuasa menolak permintaan Faris yang menyudutkan itu. Ia memang diam. Tapi dadanya bergemuruh hebat saat jemari Faris melepasi jarum dan peniti yang menyemati jilbabnya. Ia tertunduk dalam dan menahan nafas saat tangan kekasihnya menarik lepas jilbabnya. Tangannya yang gemetar meremas-remas ujung kaus, dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat Faris menarik dagunya agar mereka bisa saling bertatapan serta membelai rambutnya dengan mesra; rambut yang hitam lurus sepanjang bahunya.
“Kamu cantik sekali, Nisa…” Suara itu terdengar lirih, dan Nisa hanya terpejam menahan semua perasaannya. Itu adalah ekspresi terbodoh yang pernah ia lakukan, atau justru yang terbaik, karena semuanya mendorong Faris untuk mengecup bibirnya dengan lembut. Ciuman hangat dan penuh cinta, membawa Nisa terbang tinggi dan melupakan dunia ini.
“Mmmh…”
Nisa hanya terpejam pasrah. Tubuhnya gemetar hebat. Tapi mulutnya terbuka lebar saat lidah Faris mulai menjulur dan menggelitiki rongga mulutnya. Lidahnya ikut bergerak meski masih sangat kaku, saling menggelitiki untuk mendapatkan sensasi aneh yang sempurna. Tangannya begitu saja memeluk lengan Faris yang kokoh, yang saat itu tengah melingkarkannya di pinggangnya sendiri.
Waktu seakan berhenti. Dan keduanya terpaku seperti sepasang patung sihir. Hanya helaan nafas yang terdengar di sela-sela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Kedua tubuh itu merapat dan saling bergesekan, seakan tak dapat terpisahkan. Saling memberikan rasa hangat yang aneh dan membangkitkan seluruh saraf yang tertidur. Keduanya baru berhenti ketika nafas mulai habis dan terengah-engah kelelahan. Nisa kaget dan merasa malu sekali. Mulutnya basah akibat ciuman panas itu. Tapi ia tak dapat berbuat apa-apa selain menanti yang terjadi selanjutnya. Ia membiarkan Faris memasang anting-anting di kedua telinganya. Ia menahan rasa geli saat jari jemari Faris seakan menggelitik kedua telinganya, dan menurut saja ketika pria itu menuntunya ke hadapan cermin besar.
“Lihat… Kamu cantik sekali..”
Nisa melihat sekilas ke cermin, menyaksikan dirinya sendiri tanpa jilbab, dengan dihiasi anting-anting dan kalung mutiara dari kekasihnya. Ia merengek manja dan menutup muka dengan telapak tangannya. “Aah… Faris jahat… Nisa malu…”
“Malu sama siapa?”
DPR Dukung Kebiri atas Pedofil
Eka Permadi
Rabu, 21 Oktober 2015, 14:35 WIB
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo merespons maraknya
kekerasan seksual terhadap anak dengan bersikap tegas terhadap pelaku
kejahatan seksual atas anak-anak. Dalam rapat kabinet terbatas 20
Oktober kemarin diputuskan perlu hukuman kebiri atas penjahat seksual
kepada anak-anak.
Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, Sodik Mudjahid, mendukung rencana tersebut.
"Hukuman harus membuat pelaku jera," kata Sodik saat dihubungi Rabu, 21
Oktober 2015.
Menurut Sodik, hukuman kebiri hingga hukuman mati
bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak sudah sejak lama menjadi
bahan diskusi di DPR. Namun ia mengingatkan hukuman kebiri jangan hanya
menjadi ancaman belaka.
Selain itu, menurut Sodik, hukuman berat seperti kebiri hanya
sebagai penjaga gawang."Ini pertahanan terakhir pencegahan kekerasan
terhadap anak. Garis pertahanan terdepan adalah aspek pencegahan yang
harus dilakukan pemerintah," kata Sodik.
Politisi partai Gerindra
ini menegaskan pemerintah dengan segala program dan anggaran telah
gagal dalam melindungi dan mencegah kekerasan terhadap anak Indonesia.
Ini terbukti dengan banyaknya kekerasan terhadap anak hingga menimbulkan
korban jiwa.
Sodik menuntut pemerintah serius melakukan
pencegahan terhadap kekerasan anak."DPR Sesuai dengan aspirasi yang
berkembang di masyarakat siap mendukung dengan merevisi Undang-undang,
Menaikan anggaran perlindungan anak dan pengawasan semua stakeholder
dalam penegakan hukum," katanya.
Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa, dalam keterangan pers bersama usai rapat terbatas, di Kantor
Kepresidenan, Selasa 20 Oktober 2015, mengatakan Presiden menyetujui
hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak.
"Beliau (Presiden Joko Widodo) setuju pemberatan hukuman terhadap pelaku. Termasuk pengebirian saraf libido," katanya.
Sementara
itu, Jaksa Agung H.M.Prasetyo mengatakan pemerintah menganggap
kejahatan pada anak-anak, terutama kejahatan seksual, sudah masuk
kategori kejahatan luar biasa."Nanti kami terapkan hukuman tambahan,
berupa pengebirian," kata Prasetyo. (ren)
© VIVA.co.id