Interpersonal Skill



Salah satu biang kegagalan manajer adalah dari buruknya interpersonal skill. Kurangnya interpersonal skill mengakibatkan manajer tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak buah maupun rekan kerjanya, sehingga tentu ini mempengaruhi semangat tim, yang berpotensi menurunkan produktivitas mereka. Parahnya lagi, jika terjadi konflik antara manajer dan anak buah, maka ini dapat memunculkan perasaan frustrasi pada anak buah, sehingga memicu turnover.

Penguasaan interpersonal skill yang memadai memungkinkan manajer untuk dapat menangani karyawannya secara lebih efektif. Komunikasi akan berjalan lebih lancar, tercipta hubungan yang harmonis dan engagement dengan karyawan, sehingga meningkatkan produktivitas karyawan di kantor.

Bagaimana Anda dapat mengasah interpersonal skill?

Kunci utama dalam menguasai interpersonal skill adalah menekan ego pribadi Anda. Perbedaan antara individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, dan lainnya. Dengan menekan ego pribadi, maka Anda dapat belajar untuk mencoba memahami orang lain. Setiap orang punya keunikan masing-masing, dan Anda harus menerima fakta tersebut.

Knowledge juga punya peranan penting dalam berinteraksi. Ketika Anda berusaha untuk mendekati orang lain, Anda dapat memanfaatkan knowledge yang Anda miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut. Contohnya Anda berkenalan dengan seorang musisi, supaya interaksi berjalan dengan baik maka Anda dapat memulai pembicaraan seputar musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan hubungan baik dengan orang lain. Pembicaraan tersebut akan berkesan buat dia.

Meskipun berbicara penting, namun listening justru lebih penting lagi, karena pada dasarnya orang ingin diperhatikan. Namun ingat, dengarkan mereka secara tulus. Mendengar dengan baik dan tulus memungkinkan Anda untuk merespon dengan tepat. Respon yang tepat memunculkan pembicaraan dan diskusi yang hidup. Bayangkan jika Anda berbicara namun lawan bicara Anda tidak mendengarkan dengan baik dan hanya merespon dengan `yaa.. yaa..` saja. Tidak mengenakkan bukan? Hargai orang lain, jangan memotong selagi ia berbicara

Perhatikan juga bahasa non-verbal Anda. Kadang, bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika Anda mengucapkan sesuatu, bicaralah dengan tulus. Meskipun mungkin secara verbal Anda mengungkapkan A, padahal hati Anda adalah B, bahasa non-verbal Anda seringkali menyampaikan clue-clue yang sebenarnya. Jaga jangan sampai bahasa non-verbal Anda terlihat menyerang atau meremehkan orang lain.

Salah satu cara untuk mengasah interpersonal skill Anda adalah dengan memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses dan waktu yang panjang. sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak Anda menjalin hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill Anda akan semakin terasah.

Salah satu hambatan dalam menjalin komunikasi di awal adalah `judgement`. Ketika judgement sudah bermain, maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif. Oleh karena itu, jangan biarkan judgement menahan Anda untuk memulai komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk berinteraksi dengan Anda.

Selain itu, jadilah orang yang open minded. Belajarlah untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain. Jangan langsung menolak dengan keras `knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang Anda miliki. Berkomunikasilah dengan serius, namun santai. Jika harus berdebat, lakukan dengan saling menghargai dan sopan.

Latih diri Anda hingga punya sikap empati. Empati adalah sikap dimana Anda dapat menempatkan diri seolah-olah Anda berada di posisi lawan bicara. Bayangkan seolah-olah Anda berada di situasinya., dan berikan respon yang tepat. Empati Anda terhadapnya akan menciptakan suatu hubungan yang positif. Empati ini harus terus menerus dilatih. Biasanya, orang yang punya Emotional Quotient (EQ) tinggi, lebih pandai dalam berempati.

Kemudian, interpersonal skill Anda sangat diuji ketika terjadi konflik. Anda dapat menjadi mediator dari pihak-pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi konflik yang mengemuka. Lakukan dengan kepala dingin, supaya komunikasi berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Anda harus bersikap netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini.

Demikian adalah sejumlah langkah-langkah yang dapat Anda tempuh, untuk dapat mengasah interpersonal skill. Dengan mempraktekkan langkah-langkah diatas, maka perlahan-lahan Anda akan dapat mempunyai interpersonal skill yang sempurna. Yang jelas, perlu diingat bahwa mempelajarinya butuh proses yang panjang, dan merupakan lifetime process.


  • Pengertian mengamati mempunyai arti "Melihat dan mempehatikan sesuatu dengan teliti, atau memperhatikan dan mengawasi sesuatu dengan saksama".Dengan berpedoman pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan keterampilan mengamati disini, dapat  diartikan sebagai : "Suatu keterampi lan yang dimi l iki seseorang, untuk mampu melihat dan mengamati suatu objek tertentu yang dilakukan secara teliti dan saksama, dengan tidak menganalisis. 
  • Keterampilan      mengamati,      merupakan    salah    satu    bentuk  keterampilan yang mutlak harus dimiliki anggota sekuriti,  terutama hal ini dikaitkan dengan tugasnya. Isti lah pengamatan banyak dikenal sebagai salah satu metode yang sering digunakan dalam rangka penelitian. 
  • 2. Bentuk pengamatan 
  • a. pengamatan dengan jalan tidak turut serta  Dalam hal ini pengamat mengambil sikap/posisi sebagai orang luar, dimana kehadirannya tidak menggangu kelompok yang sedang diamati. Umpamanya dalam pengamatan suatu kelas yang sedang belajar, guru yang  sedang   belajar,    menghadiri   suatu   sidang penggadilan, dll. 
  • b. pengamatan dengan jalan turut serta.  Dalam hal ini    berbagai macam peranan yang dapat dimainkan oleh penyelidik dalam mengamati situasisituasi sosial tertentu, dengan berbagai macam perbedaan derajat partisipasi/turut serta. Banyaknya macam kegiatan   yang      dapat    dilakukan    dalam      suatu kelompok tertentu saja. Dengan jalan turut serta dalam kegiatankegiatan kelompok, ia dapat turut merasakan apa yang dirasakan oleh anggota inti dari kelompok tersebut. Salah satu kesukaran bagi pengamat peserta, ialah bahwa setelah melakukan kegiatan tertentu, ia harus mengambil sikap / posisi yang objektif , jika tidak demikian maka catatan-catatannya akan terpengaruh unsur-unsur subjektif. 
  • 3. Beberapa keuntungan / keunggulan pengamatan : 
  • a. pengamatan dapat memuaskan kembali masalahnya selama pengamatan berlang-sung terus; 
  • b. hubungannya erat dengan situasi yang sebenarnya, memberikan kemungkinan baginya untuk menghindari   pertanyaan-pertanyaan yang  tidak berguna; 
  • c. secara teratur dia dapat mengubah kategori-kategori yang diperlukan bagi pengamatannya; 
  • d. memberikan kemungkinan baginya untuk memperoleh bahan - bahan yang lebih mendalam; 
  • e. dapat mengumpulkan bahan bahan yang pada saat itu kelihatannya tidak berhubungan dengan masalah pengamatannya, akan tetapi mungkin akan berguna di kemudian hari. 
  • 4.  Beberapa faktor yang mempenggaruhi hasil suatu pengamatan : 
  • a. lama / panjangnya waktu dari setiap pengamatan; 
  • b. keadaan tentang sipengamat sendiri; 
  • c. perumusan tentang kegiatan-kegiatan atau unit-unit tingkah laku yang spesifik (khas) yang diamati; 
  • d. ruang l ingkup pengamatan, apaka h untuk satu orang atau satu keiompok; 
  • e. bantu pencatatan, termasuk didalamnya penggunaan alatalat yang sesuai; 
  • f. apakah pengamatan sudah cukup terlatih; 
  • g. interpretasi hasil-hasil pengamatan. 
  • 5. Beberapa ciri khas dari pengamatan yang baik. 
  • a. suatu pengamatan direncanakan dengan teliti dan sistimatis. pengamat mengetahui benar-benar tentang apa yang dicarinya; 
  • b. pengamat menyadari keselurahan dari apa yang diamatinya. walaupun ia waspadai terhadap detaildetailnya yang berarti, tetapi ia tetap menyadari bahwa keseluruhan adalah lebih penting dari pada jumlah dari bagian-bagiannya; 
  • c. pengamat memisahkan tentang faktor-faktor dari interpretasi, dan membuat tafsirannya / interpretasinya pada sesuatu yang lain; 
  • d. pengamat bersikap obyektif. la akan mengakui akan kemungkinan kecenderungan-kecenderungannya, dan ia berusaha untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh ini terhadap apa yang dilihat dan dilaporkannya; 
  • e.  pengamatan dicek dan diperkuat, dimana mungkin, dengan mengulanginya, atau dengan membandingkan dengan  catatan-catatan pengamat lain yang berwenang; 
  • f. pencatatan pengamatan dilakukan dengan teliti dan saksama. 
  • 6. Latihan-latihan untuk mengamati suatu objek ini, diharapkan seseorang mampu untuk : 
  • a. melihat dari hal-hal umum kepada hal-hal yang khusus; menyimpan fakta fakta yang dilihat ke dalam dan di dalam ingatannya dan menyebutkan kembali secara benar apa yang telah diamatinya; 
  • b. mengambil posisi yang tepat dikaitkan dengan jarak dan sudut pandang, sehingga akan memudahkan kegiatan pengamatan dimaksud; 
  • c. membiasakan diri untuk selalu mencatat, dengan mengingat adanya keterbatasan dalam daya ingat kita. 
  • d.  berkonsentrasi selama pengamatan itu dilaksanakan. 
  • 7. Kita menyadari, bahwa melakukan pengamatan bukanlah merupakan hal yang mudah, sehingga apabila hal ini tidak dilakukan melalui latihan-latihan yang baik, sangat sulit bagi seseorang untuk memiliki keterampilan tersebut. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melaksanakan pengamatan ini, antara Lain : 
  • a. untuk dapat melakukan pengamatan yang baik, harus betul-betul dilakukan secara sistimatis, dalam arti dilakukan mulai mel ihat  dari hal-hal yang bersifat  khusus;  
  • b. dalam melihat ataupun memperhatikan suatu objek , tidak mungkin dilakukan tanpa adanya konsentrasi yang penuh terhadap objek tersebut; 
  • c. harus disadari, pada saat seseorang melakukan pengamatan konsentrasi akan senantiasa adanya pengaruh yang dapat  mengganggu tersebut. 
  • d. dalam        rangka        pengamatan,      kita        menyadari    bahwa keterbatasan, pada posisi sehingga dalam pelaksanaannya, harus dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat; 
  • e. selain keterbatasan tersebut di atas, karena daya ingat seseorang    kemampuan seseorang    untuk  melihat atau memperhatikan suatu objek juga tidak sama, untuk itu perlu membiasakan diri dengan menggunakan alat bantu, berupa catatan ataupun alat-alat lainnya,  pada waktu seseorang melakukan pengamatan. 
  •  
  • Keterampilan      seseorang      ini    melekat pada      setiap      pribadi      dalam persentuhannya dengan masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam perwujudannya akan menampilkan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang mencerminkan keakuratan dalam menunjang pelaksanaan tugas.Keterampilan dasar perorangan ini, meliputi :
  • A.  keterampilan mengamati (observing skill);
  • B.  keterampilan menggambarkan (describing skill);
  • C.  keterampilan mendengarkan (listening skill);
  • D.  keterampilan bertanya (questioning skill);
  • E.  keterampilan meringkas (summarizing skill);
  • F.  keterampilan memberi dan menerima umpan balik (feed back skill).
  • Yang apabila selalu dilatihkan, dihayati dan dilaksanakan, serta diupayakan menginternalisasikannya dalam sikap, tingkah laku dalam perbuatan sehari-hari, akan menjembatani atau menjadi landasan pengembangan keterampilan selanjunya.
  • Keterampilan dasar sebagaimana tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
  • A. Keterampilan mengamati (observing skill) 
  • Kompetensi dasar : Memahami dan mampu menerapkan keterampilan mengamati dalam kehidupan sehari-hari. Indikator hasil belajar  : 
  • 1. menjelaskan pengertian observing skill; 
  • 2. menerapkan teknik  pengamatan; 
  • 3. pengamatan tanpa persepsi; 
  • 4. menerapkan pengamatan sesuai fakta yang ada; 
  • 5. pengamatan pada suatu objek tanpa persepsi; 
  • 6. pengamatan pada suatu objek secara teliti; 
  • 7. pengamatan pada suatu objek dengan jarak yang    tepat; 
  • 8. pengamatan pada suatu objek dengan posisi yang tepat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment