I.
PENDAHULUAN
A.
Definisi e-Business
Fenomena e-Business tidak dapat disangkal telah menjadi
trend yang mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang.
Konsep baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai
paradigma bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan
di era informasi dan di masa-masa mendatang.
Sekarang banyak eksekutif bisnis melihat teknologi
informasi sebagai pemberi kesempatan untuk E-Commerce, dan untuk mengatur
fungsional silang dan interorganisasi proses E-Business dari unit bisnis
mereka. Internet, intranet, extranet, dan web merupakan interconnecting
individual, tim, unit bisnis, dan partner bisnis dalam hubungan bisnis tertutup
yang mempromosikan komunikasi, kolaborasi, dan pembuat keputusan yang
diperlukan dalam pasar global.
Menurut O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-business
adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk
mendukung e-commerce, komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses
yang dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para
pelanggan serta mitra bisnisnya.
Lebih lanjut O’Brien menjelaskan bahwa saat ini banyak
perusahaan yang telah berpindah dari system warisan berbasis mainframe ke
aplikasi klien/server lintas fungsi dengan melibatkan pemasangan software enterprise
resource planning, supply chain management, atau customer relationship
management dari SAP America, PeopleSoft, Oracle, dan perusahaan-perusahaan
lain.
Sementara menurut Mohan Sawhney mendefinisikan
e-Business sebagai : “The use of electronic networks and associated
technologies to enable, improve, enhance, transform, or invent a business
process or business system to create superior value for current or potential
customers”. Secara prinsip definisi tersebut jelas memperlihatkan bagaimana
teknologi elektronik dan digital berfungsi sebagai medium tercapainya proses
dan sistem bisnis (pertukaran barang atau jasa) yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan cara-cara konvensional, terutama dilihat dari manfaat yang
dapat dirasakan oleh mereka yang berkepentingan atau stakeholder.
B.
Ruang Lingkup e-Business
Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian
e-Business, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4W (What,
Who, Where, dan Why).
a) Dimensi WHAT
Banyak orang mempertukarkan istilah e-Business dengan
e-Commerce. Secara prinsip, pengertian e-Business jauh lebih luas dibandingkan
dengan e-Commerce; bahkan secara filosofis, e-Commerce merupakan bagian dari
e-Business. Jika e-Commerce hanya memfokuskan diri pada aktivitas atau
mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, e-Business
memiliki wilayah yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi
antara dua entiti perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya,
kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi
antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya.
Adanya internet telah memungkinkan perusahaan untuk
menjalin komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan berjuta-juta bahkan
bermilyar-milyar entiti (pelanggan, mitra, pesaing, pemerintah, dsb.) yang ada
di dunia maya; karena sifat komunikasi tersebut merupakan bagian dari sebuah sistem
bisnis, maka dapat dimengerti luasnya pengertian dari e-Business.
b) Dimensi WHO
Siapa saja yang terlibat di dalam eBusiness? Seperti
yang tersirat dalam definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan
interaksi dalam sebuah sistem bisnis atau serangkaian proses bisnis (business
process) merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup
eBusiness. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap
dipergunakan dalam mengilustrasikan eBusiness, masing-masing: Agent, Business,
Consumer, Device, Employee, Family, dan Government. Contohnya adalah sebuah
aplikasi tipe eCommerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan
antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumersnya); atau tipe
G-to-G yang menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan eksport dan
import; atau D-to-D yang menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi
informasi seperti antara PDA dengan Handphone; atau B-to-F yang menghubungkan
sebuah perusahaan penjual barang- barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai
keluarga; dan lain sebagainya.
c) Dimensi WHERE
Tidak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya
kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam eBusiness. Jawabannya sangat singkat dan
mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas
elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan bisnis
konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara fisik di sekitar
perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam eBusiness, interaksi dapat
dilakukan melalui berbagai kanal akses. Di rumah, seorang Ibu dapat menggunakan
telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau
jasa; di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau
fax; di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; di
lokasi keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat
memanfaatkan ATM, Warnet, atau Kios-Kios Telekomunikasi (Wartel) untuk
melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, istilah dimana saja untuk melakukan
hubungan dengan siapa saja bukanlah sekedar semboyan yang muluk, tetapi telah
menjadi kenyataan di dalam implementasi eBusiness.
d) Dimensi WHY
Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku
bisnis tradisional adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat
untuk mengimplementasikan eBusiness sesegera mungkin sebagai model bisnis di
masa mendatang. Penerapan konsep eBusiness secara efektif tidak saja
menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat
dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan
untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara
langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan eBusiness,
perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini
belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak
perusahaan yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah
melihat besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep e-Business.
Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan
menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil
dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk
menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula
teradapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya)
yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena
strategi efektif mereka dalam menerapkan eBusiness.
Secara “tidak terduga”, jaringan internet yang tadinya
hanya diperuntukkan bagi lembaga- lembaga penelitian semacam perguruan tinggi
ternyata berkembang dan meluas penggunaannya di kalangan bisnis dan masyarakat.
Akibatnya adalah terhubungkannya beratus-ratus juta manusia (dan terus
bertambah) ke dalam sebuah arena jaringan yang sering dinamakan sebagai dunia
maya (virtual world) tersebut. Dikatakan sebagai dunia maya karena arena ini
tidak dapat dijamah atau diraih secara fisik karena terbentuk dari koneksi
hubungan digital antar berbagai teknologi informasi (komputer dan
telekomuniasi). Disamping itu, dunia maya tidak memiliki batas-batas geografis
(borderless) seperti halnya planet bumi yang terbagi atas beberapa negara.
C.
Keuntungan e-Business
Value apa yang sebenarnya ditawarkan
oleh e-business. Menurut Charles R. Rieger dan Marry P. Donato setidakknya ada 5 keuntungan
yang ditawarkan oleh e-Business yakni : Efficiency, Effectiveness, Reach, Structure, dan Opportunity.
1). Efficiency
Sebuah riset memperlihaatkan bahwa
kurang lebih 40% dari total biaya operasional perusahaan diperuntukkan bagi
aktivitas penyeberan informasi ke divisi-divisi terkait. Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi maka
terlihat bagaimana perusahaan dapat mengurahi total biaya operasional. Contohnya adalah bagaimana fasilitas email dapat mengurangi biaya
komunikasi pengiriman dokumen.
2). Effectiveness
Dengan dimanfaatkannya teknologi
informasi, pelanggan dapat berhubungan dengan perusahaan kapan saja, dalam 7 hari seminggu dan 24 jam non stop .
3). Reach
Perusahaan mampu memperluas jangkaun
dan ruang gerak perusahaan untuk ekspansi dengan mudah(menembus batas ruang dan
waktu) dan tanpa memerlukan biaya yang relatif mahal.
4). Structure
Konsep brick-and-morter menjelma
menjadi click-and-morter telah mengubah prilaku perusahaan dalam pendekatan
bisnis.
5). Opportunity
Terbukannya peluang yang lebar bagi
pelaku bisnis untuk berinovasi menciptakan produk-produk atau jasa-jasa baru
akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
I.
FAKTOR PENDORONG E-BUSINESS
Perkembangan implemantasi konsep
e-business disebuah industri atau negara sangat dipengaruhi oleh external
driving force yaitu : Customer Expectations, Competitive Imperatives, Deregulation, dan Technology.
1). Customer Expectations
Yang diharapkan
konsumen pada saat ini tidak cukup dipuaskan dengan baikknya kualitas sebuah
produk, tetapi pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual
yang baik. Spektrum pelayanan yang dimaksud antar lain : Pemesanan dapat
dilaksanakan anytime, anywhere, pembayaran pembelian produk dengan metode yang
beragam misalnya kartu kredit, kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya
fasilatas asuransi produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga
kompetitif, dan lain-lain.
2). Competitive
Imperatives
Globalisasi
telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat.
Pelanggan akan dengan mudah membandingkan kualitas produk dan pelayanan antar
perusahaan, hal ini memaksa perusahaaan mengembangkan strategi bisnis yang
tepat.
3). Deregulation
Secara
makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain telah
(lembaga lain seperti WTO, APEC, AFTA) turut mewarnai bentuk dunia usaha dimasa
datang terutama dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri.
Internet disini dinggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi sempurna
dan pasar terbuka telah terjadi terutama produk –produk dan jasa-jasa yang
dapat digitalisasi.
4). Technology
E-business
adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan teknologi
komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya
kritikal bagi perkembangan e-business tetapi justru menjadi penggerak dari
dimungkinkannya model-model bisnis baru.
I.
EMPAT TAHAP EVOLUSI
E-BUSINESS
Jalan evolusi (perubahan secara perlahan, natural, namun
pasti) merupakan cara yang nampaknya paling banyak dipilih oleh
perusahaan-perusahaan di negara berkembang yang ingin menerapkan konsep
e-business karena prinsip kehati-hatian yang mereka miliki. Hal utama yang
harus dilakukan sehubungan dengan hal ini adalah mempelajari bagaimana
sebaiknya langkah-langkah pengembangan tersebut harus dilakukan. Ada empat
tahapan evolusi yang dapat dijadikan pegangan atau panduan bagi perusahaan yang
ingin melakukan hal tersebut. Keempat tahapan tersebut masing-masing diberi
istilah sebagai: Inform, Automate, Integrate, dan Reinvent.
Sumber : Richardus Eko Indrajit, 2002
a) Tahap Inform
Pada tahap awal ini, yang biasanya terjadi adalah adanya
unit-unit kecil di dalam perusahaan yang mulai mencoba membangun
program-program kecil (software) berbasis internet. Contohnya adalah
pengembangan homepage yang menampilkan profil organisasi di internet, atau
membangun website yang isinya adalah produk-produk dan jasa-jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya, atau sebuah situs yang berisi
berita-berita mutakhir di bidang tertentu yang berkaitan dengan tugas sebuah
unit perusahaan, dan lain-lain. Biasanya hal-hal kecil ini berasal dari ide
salah satu atau sekelompok orang di unit organisasi terkait karena yang
bersangkutan memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang internet.
Berbagai proyek kecil ini biasanya bersifat jangka
pendek dan tidak membutuhkan biaya besar. Karena sifatnya yang lebih sekedar
menyebarkan informasi sehubungan dengan aktivitas terkait di dalam sebuah unit
perusahaan, maka biasanya aplikasi-aplikasi tersebut bersifat mandiri dan
bebas, dalam arti kata tidak diintegrasikan dengan perangkat lunak aplikasi
lainnya yang ada di perusahaan. Berhasil tidaknya proyek e-business tersebut
juga masih berdasarkan pada analisa atau kajian efisiensi yang dicapai.
Katakanlah dengan adanya website profil perusahaan, maka tidak perlu lagi
dilakukan pencetakan dokumen dalam beribu-ribu eksemplar karena para pelanggan
dan mitra bisnis dapat melihatnya melalui internet; atau dengan adanya email
maka biaya pengiriman dokumen dan kurir dapat ditekan; atau dengan
dikembangkannya document management maka akan cukup signifikan memangkas biaya
overhead kantor; dan lain sebagainya. Memulai e-business dengan melakukan
cara-cara seperti yang dijelaskan di atas merupakan mekanisme yang cukup aman
dan memiliki resiko kegagalan yang rendah. Walaupun manfaat yang diperoleh tidak
begitu signifikan, tetapi value terbesar yang diperoleh adalah mulai
memperkenalkan (sosialisasi) konsep e-business yang paling sederhana kepada
segenap karyawan perusahaan.
b) Tahap Automate
Tahap berikutnya adalah mencoba untuk mengintegrasikan
beberapa unit di dalam perusahaan yang masing-masing telah mengimplementasikan
konsep kecil e-business. Yang menjadi dasar penggabungan modul-modul ini
biasanya adalah sebuah rangkaian proses yang saling berhubungan. Contohnya
adalah proses pengajuan anggaran dari masing-masing unit ke divisi keuangan.
Melalui aplikasi atau modul situs yang lebih dinamis (berbasis database),
setiap unit memasukkan rencana anggarannya ke dalam sebuah aplikasi dan bagian
keuangan secara otomatis menerima konsolidasi anggaran dari seluruh unit yang
ada di perusahaan. Contoh lainnya adalah di bagian pengadaan atau logistik yang
secara otomatis melalui sebuah aplikasi database menerima pesanan pembelian
barang dari berbagai unit yang ada di perusahaan. Keseluruhan rangkaian proses
ini secara otomatis dibantu alurnya oleh aplikasi e-business. Tidak jarang pula
kerap dikembangkan berbagai aplikasi yang melibatkan pelanggan (customers)
dalam prosesnya. Misalnya adalah sistem pemesanan produk atau jasa melalui
website, atau aplikasi pelayanan purna jual (CRM), dan lain sebagainya. Value
yang dituju pada tahapan ini adalah efektivitas, yaitu sebuah hal yang pada
awalnya sangat sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya aplikasi e-business
hal-hal baru dapat dilakukan oleh perusahaan.
c) Tahap Integrate
Tahap selanjutnya dari pengembangan aplikasi e-business
adalah mengintegrasikan proses bisnis perusahaan dengan perusahaan atau
entiti-entiti lain yang ada di luar perusahaan. Bedanya dengan automate yang
lebih menekankan pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama
perusahaan adalah meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara
signifikan. Level integritas proses bisnis antara perusahaan dengan pihak luar
pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen
integrasi proses bisnis yang online dan real-time. Contoh yang kerap dipakai
untuk mengilustrasikan tahap ini adalah aplikasi “package delivery tracking”
yang dimiliki Federal Express maupun DHL yang memungkinkan pelanggan melalui
komputernya (internet) melacak status pengiriman paketnya (yang bersangkutan
dapat mengetahui posisi terkini dari paket yang dimaksud). Contoh lain adalah
aplikasi e-business yang diterapkan di industri penerbangan dimana perusahaan
dapat mengetahui secara persis lokasi terkini dari seluruh awak pesawatnya baik
yang sedang terbang maupun istirahat. Proses pemesanan tiket bioskop atau
pertandingan olah raga melalui internet yang memungkinkan seorang pelanggan
untuk memilih spesifik bangku yang diinginkan juga merupakan salah satu
implementasi dari e-business pada tahapan ini. Value terbesar yang diperoleh
perusahaan di sini adalah meningkatnya keunggulan kompetitif (hal yang
membedakan perusahaan dengan para pesaingnya).
d) Tahap Reinvent
Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif
diimplementasikan jika ada perubahan paradigma mendasar dari manajemen
perusahaan, terutama yang berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada.
Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki
pengalaman sukses menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya
ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme dan model bisnisnya dengan
berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business.
Lihatlah bagaimana perusahaan retail dan distribusi merubah total bisnisnya
menjadi penyedia jasa informasi (portal) sehubungan dengan consumer products
yang ditawarkan, atau perusahaan pembuat perangkat lunak aplikasi internet yang
meredifinisikan ulang usahanya menjadi perusahaan outsourcing di bidang
Customer Relationship Management, atau perusahaan penjual buku-buku asing yang
berubah menjadi perusahaan penterjemah bahasa-bahasa asing, dan lain
sebagainya. Kata kunci di dalam tahap ini adalah “business transformation” dan
“industry convergence”; dimana karena semakin kaburnya batas-batas segmen
industri yang ada, perusahaan dapat menawarkan berbagai jenis produk atau jasa
yang belum pernah terfikirkan sebelumnya, yang pada akhirnya dapat merubah
bisnis inti yang sedang digelutinya.
I.
MODEL ARSITEKTUR
APLIKASI E-BUSINESS
Dalam menerapkan konsep e-business, peranan aplikasi
sangatlah penting. Ada dua model arsitektur e-business yaitu model Sequential
dan Synchronous. Model Sequential adalah model arsitektur yang mengembangkan
aplikasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan. Untuk
mengintegrasikan fungsi fungsi tersebut diperlukan interface agar output dari
aplikasi dapat dibaca oleh aplikasi lain.
Adapun model Synchronous adalah Aplikasi besar yang akan
mensikronisasi mekanisme IPO masing-masing unit dengan cara memusatkan data dan
proses pada sebuat titik. Contoh: Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning)
seperti pada gambar berikut :
Salah satu kelemahan konsep arsitektur sekuensial yang
cukup mendasr adalah aspek kecepatan dan reliabilitas dan untuk mengatasi
permasalahan kecepatan dan reliabilitas digunakan konsep arsitektur
sinkronisasi.
I.
PROSPEK E-BUSINESS DI
INDONESIA
Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan e-business
maka paling tidak terdapat 10 prospek e-business di Indonesia yaitu :
1). E-business Type
e-Business yang menggunakan media internet dan web tentu
memiliki tipe yang transaksi yang cepat dan lebih akurat. Hal ini akan sangat
mendukung kinerja perusahaan karena stakeholder perusahaan termasuk pelanggan,
distributor, supplier, mitra bisnis, dan maupun masyarakat yang memanfaatkan
media internet akan sangat terbantu karena dapat melakukan transaksi dengan
perusahaan dengan batas waktu yang diinginkan. Perkembangan pemakaian alat-alat
elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis jauh lebih
cepat dibanding dengan cara transaksi jual beli.
2). Community
Perkembangan penduduk saat ini sangat pesat seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga generasi sekarang
labih banyak yang telah memanfaat fasilitas-fasilitas yang disediakan melalui
teknologi informasi seperti internet dan web termasuk trendnya sudah banyak
yang memanfaatkan e-business dan e-commerce melalui media internet. Kondisi ini
tentu menjadi peluang baik untuk tumbuh dan berkembangnya e-business d
Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand
creation) kepada generasi muda dibanding dengan mengubah pola hidup
generasi tua.
3). Content
Secara hitungan bisnis sebenarnya pihak perusahaanlah
yang paling diuntungkan dalam system e-business karena dengan diterapkannya
e-business maka perusahaan akan dengan mudah mempertahankan pelanggan lama dan
mendapatkan pelanggan baru dengan waktu yang elatif singkat dan biaya yang
sangat efisien. Sedangkan end user memang mendapatkan keuntungan juga tetapi
lebih pada terbantunya dalam mengakses dan memenuhi kebutuhan hidupnya, berbeda
dengan keuntungan yang didapat dari perusahaan adalah dalam bentuk laba
usahanya.
4). Technology Device
Perkembangan teknologi berbasis PC akan bergeser ke
teknologi digital ditambah microprosessor seperti PDA sehingga penerapan
e-business ke depan akan sangat mudah dan sangat terbantu oleh
perangkat-perangkat lainnya.
5). Access Channels
e-Business yang beroperasi menggunakan media internet
dan web tentunya sangat menguntungkan perusahaan yang menerapkan e-business.
Oleh karena, akan terbuka akses yang lebih luas untuk tujuan-tujuan perusahaan.
Berkembangnya teknologi informasi semacam internet dan website menawarkan
perusahaan yang berminat mengimplementasikan kanal akses tersebut.
6). Regulation
E-business berkaitan erat dengan aktifitas pencarian
laba finansial maka pemerintah akan mengikuti negara-negara maju dalam
menerapkan regulasi e-business yang kondusif. Walaupun undang-undang yang
mengatur tentang perdagangan melalui elektronik business ini masih ada hal yang
masih merugikan pihak konsumen akan tetapi trend penggunaan e-busness yang
semakin tinggi tetap akan dipilih oleh perusahaan untuk menerapkannya, karena
ada dorongan yang sangat kuat akan pentingnya akses ke pelanggan yang cepat,
akurat, mudah, dan murah.
7). Organization
Faktor budaya, pendidikan, sosial dan perilaku dalam
organisasi memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya
sosialisasi penggunaan teknologi informasi. Di Indonesia masyarakatnya
mayoritas adalah orang-orang yang mudah menerima budaya dari tempat lain, rasa
social yang tinggi terhadap teman, sahabat, dan keluarga, dan tngkat pendidikan
masyarakat Indonesia yang sebagian besar sudah berpendidikan tinggi sehingga
akan sangat mudah untuk penerapan e-business dan e-commerce di Indonesia.
8). Change Strategy
Perusahaan di negara berkembang lebih memilih metode
evolusi dibanding revolusi dalam mengimplementasikan e-busines. Indonesia
sebagai Negara berkembang menjadi tempat yang cukup baik untuk penerapan
e-business dan memiliki peluang yang
menjanjikan.
9). Business Process
Perusahaan yang sukses akan diraih oleh perusahaan yang
mampu mengawinkan konsep tradisional physical value chain dengan virtual
value chain. Mobilitas orang di kota besar akan mendorong kita untuk
melakukan segala aktivitas dengan cepat. E-business akan membantu akses dan
transaksi kita dengan perusahaan dengan cepat karena bias diakses dimana saja
dan waktu kapan saja.
10). System Approach
E-business baru dapat berkembang jika komponen lain
dalam lingkungan sistem
e-business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Namun di era teknologi
seperti sekarang ini antara sistem e-business dan lingkungan sistemnya kedepan
sudah pasti akan diperbaiki dan menjadi
lebih baik seperti infrastruktur maupun regulasi pemerintah guna menunjang
kelancaran dalam penerapan e-business di Indonesia.
II.
KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai penerapan e-business di
Indonesia diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1.
Di era teknologi dan kebutuhan
konsumen yang sangat dinamis akan membawa perusahaan dan para eksekutif bisnis
harus merevolusi aktivitas bisnisnya. Penggunaan media internet, situs web, dan
jaringan computer lainnya secara optimal menjadi faktor penting dalam
kesuksesan penerapan e-business dan e-commerce di suatu perusahaan.
2.
Perkembangan sistem e-business
dalam suatu perusahaan maupun Negara maju atau berkembang sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai pemicu seperti oleh karena konsumen saat ini
menginginkan sesuatu yang lebih. Misalkan Pemesanan dapat dilaksanakan anytime,
anywhere, pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam misalnya kartu
kredit, kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya fasilatas asuransi
produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga kompetitif, dan sebagainya.
3.
Kemajuan e-business juga sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi itu sendiri karena dalam
perkembangan e-business teknologi informasi memiliki fungsi sebagai penggerak
dari dimungkinkannya model-model bisnis baru.
4.
Ada banyak keuntungan dengan
memanfaatkan teknologi informasi untuk menggerakkan e-business dan e-commerce
bagi perusahaan seperti : aktivitas perusahaan akan sangat efektif dan efisien,
mampu menjangkau konsumen secara luas dan mampu menembus batas ruang dan waktu
dengan mudah dan biaya yang sedikit serta terbukanya peluang yang untuk berinovasi menciptakan produk atau jasa baru akibat
ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
5.
Prospek pengembangan e-business
yang baik di Indonesia dengan semakin banyaknya penduduk maupun perusahaan yang
sudah mahir menggunakan media internet dan web sehingga menjadi peluang besar
bagi perusahaan dalam menerapkan system e-business maupun e-commerce dalam
memasarkan produk dan jasanya dan membina hubungan baik dengan mitra bisnis
seperti pelanngan, pemasok, distributor, dan stakeholdernya.
DAFTAR PUSTAKA
1. O’Brien James A; Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2005
2.
Richardus,E.I, Konsep dan Aplikasi e-Business, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2002
3.
data.dppm.uii.ac.id/jurnal/uploads/f010205:E-business : meningkatkan daya saing perusahaan
4.
http://m1ff4.ngeblogs.com/about/trackback/
: e-business
5.
rieska1511.blogspot.com/.../sistem-perbankan-elektronik-e-business
0 comments:
Post a Comment